Semenjak ibu membawanya ke rumah, aku menjadi
resah. Mata ibu tak pernah berhenti menatapnya. Tak peduli masakannya jadi hangus
atau jemuran basah kuyup sebab lupa mengangkat saat hujan tiba.
Semenjak bersamanya, ibu selalu malas
menggendongku. Parahnya, ibu terus saja bercanda dengannya saat aku menyusu. Bahkan
gelakku yang lucu dan wajahku yang imut tak mampu mengalihkan perhatian ibu.
Hari itu kuputuskan mengakhiri semua itu.
Kurebut dia dari tangan ibuku. Kubanting dan kuinjak-injak sekuatku. Tak peduli
meski ibu melotot dan menghardikku. Tak peduli meski tangannya menjewer
telingaku.
Aku meraung menahan sakit. Ibu tersedu sambil
memunguti serpihan adik.
“Itu kan hape mahal, Dek….”
Sumber |
Jumlah kata : 100 kata.
Mbak, mksud 'serpihan adik' itu gmn mbk? *gagal paham
BalasHapusHihihi. Tema FFRabu kali ini Handphone Mbak, jadi adik baru tuh metafora HP baru ibunya.
HapusBegitu. Maaf ya jadi gagal paham :)
Jangan bosan mampir ya!
sedih mba. lebih mementingkan handphone daripada keluarga.
BalasHapusNah, itu dia Mas Ryan :)
HapusPssst...itu dari pengalaman saya sendiri loo....
kocak juga nih
BalasHapusTrims yaaa sudah mampir n komen di sini :)
Hapus