Selasa, 27 Januari 2015

PENUMPANG KEDUA HARI INI



Kuperkirakan umurnya sekitar awal tiga puluhan. Semerbak wanginya memenuhi taksiku ketika dia masuk. 

“Ke Perumahan Citra ya, Bu.”

Aku mengangguk. Taksiku mulai melaju. 

“Sudah lama jadi sopir taksi, Bu?” 

Aku mengangguk.

“Gak takut diganggu penumpang iseng?”

Aku tertawa sambil menggeleng. Dia juga tertawa. Suasana di antara kami mulai mencair. Dia lalu bercerita banyak hal, sedangkan aku lebih banyak diam, khawatir konsentrasiku buyar.

Sumber

“Apakah Ibu percaya Tuhan itu ada?” 

Pertanyaannya membuatku tercekat.

“Kalau Tuhan itu ada, kenapa Dia tak pernah mengabulkan doa-doa saya?”

Hujan rintik di luar. Taksiku melaju pelan melintasi jalanan yang padat.

“Dulu saya dari keluarga berada. Namun setelah orang tua saya tewas dalam kecelakaan, paman dan tante merebut semua aset perusahaan. Itu membuat saya bangkrut. Pada akhirnya saya menikah dengan suami saya, sebagai istri kedua. Tapi saya tak pernah bahagia, sebab dia hanya menginginkan anak. Kenapa Tuhan memberi saya takdir yang begitu kejam?” tuturnya terisak.

Kuambil sehelai tisu lalu kuulurkan padanya.

“Saya juga pernah merasakannya,” ujarku. “Waktu suami saya meninggal dulu, hati saya hancur sebab tak punya apa-apa. Tapi saya memilih untuk tetap tegar dan bekerja apa saja untuk menghidupi anak-anak. Alhamdulillah, anak-anak sekarang sudah lulus kuliah dan bekerja. Seandainya saat itu saya lemah dan menyerah pada nasib, mungkin saya tak akan bisa sebahagia sekarang.”

Dia lalu terdiam, seperti merenungi perkataanku. Rintik hujan reda, menyisakan titik-titik air di kaca jendela.

“Terima kasih ya, Bu. Saya tidak akan menyerah,” ujarnya ketika kami sampai. Diangsurkannya beberapa lembar uang berwana merah. Aku tersenyum haru.

Kulajukan lagi taksi ajaibku untuk menyelesaikan misi berikutnya.

Jumlah kata : 251 kata. 


Tulisan ini dibuat sebagai kado spesial buat Monday Flash Fiction lo....

Monday Flash Fiction
 Selamat Ulang Tahun yang kedua ^_^

20 komentar:

  1. sopir taksinya ahli gendam kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan, Mas Jampang, hihi. Sopir taksinya punya misi tertentu :)

      Hapus
  2. Wahh, ini malaikat yg sedang menyamar, yaa...
    Sweet, Jeng ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmm...bisa jadi Jeng. *sok misterius, ihirrr ;)

      Hapus
  3. hihihi kali ini ada ciptaan baru lagi, taksi ajaib :D (y) tarik mang!! #eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, gak mau kalah sama "Pil Ajaib" dan "HP Ajaib"-nya Teh Orin ;D

      Hapus
  4. Balasan
    1. Selain terbang bisa juga ngilang lo, Mbak Dian :)

      Hapus
  5. Sempet gak 'ngeh kalo yang disapa 'Bu' itu sopir taksinya...
    Nice, Mba...

    Aku belum bikin niy...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trims Mbak Dian Qonitatun :)
      Ayoo bikin Mbak, asik dan seru bgt lo!

      Hapus
  6. pertama baca, aku kira si "aku" ini penumpangnya, ternyata sopirnya. jd aku harus baca bolak-balik untuk mastiin dialognya.
    kedua, sopirnya punya misi ya, macam malaikat yang hadir di film2 ketika ada hamba Tuhan yang punya masalah dan butuh pencerahan. :))
    nice, mbak. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trims Mbak Is sudah mampir dan komen di sini :D

      Hapus
  7. Waaah. Ajaib taksinya!
    Bagus Mbak Lia :)

    BalasHapus
  8. clue ttg misi kebaikan si sopir taksi ini agak kurang mbak, imho

    kalo diperjelas lagi jd lebih menarik karena pembaca akhirnya ngerti apa misi dia

    BalasHapus

Bila berkenan sila tinggalkan jejak ya ^_^