Kuperkirakan umurnya sekitar awal tiga puluhan.
Semerbak wanginya memenuhi taksiku ketika dia masuk.
“Ke Perumahan Citra ya, Bu.”
Aku mengangguk. Taksiku mulai melaju.
“Sudah lama jadi sopir taksi, Bu?”
Aku mengangguk.
“Gak takut diganggu penumpang iseng?”
Aku tertawa sambil menggeleng. Dia juga
tertawa. Suasana di antara kami mulai mencair. Dia lalu bercerita banyak hal, sedangkan
aku lebih banyak diam, khawatir konsentrasiku buyar.
Sumber |
“Apakah Ibu percaya Tuhan itu ada?”
Pertanyaannya membuatku tercekat.
“Kalau Tuhan itu ada, kenapa Dia tak pernah
mengabulkan doa-doa saya?”
Hujan rintik di luar. Taksiku melaju pelan
melintasi jalanan yang padat.
“Dulu saya dari keluarga berada. Namun setelah orang
tua saya tewas dalam kecelakaan, paman dan tante merebut semua aset perusahaan.
Itu membuat saya bangkrut. Pada akhirnya saya menikah dengan suami saya,
sebagai istri kedua. Tapi saya tak pernah bahagia, sebab dia hanya menginginkan
anak. Kenapa Tuhan memberi saya takdir yang begitu kejam?” tuturnya terisak.
Kuambil sehelai tisu lalu kuulurkan padanya.
“Saya juga pernah merasakannya,” ujarku. “Waktu
suami saya meninggal dulu, hati saya hancur sebab tak punya apa-apa. Tapi saya
memilih untuk tetap tegar dan bekerja apa saja untuk menghidupi anak-anak.
Alhamdulillah, anak-anak sekarang sudah lulus kuliah dan bekerja. Seandainya
saat itu saya lemah dan menyerah pada nasib, mungkin saya tak akan bisa
sebahagia sekarang.”
Dia lalu terdiam, seperti merenungi
perkataanku. Rintik hujan reda, menyisakan titik-titik air di kaca jendela.
“Terima kasih ya, Bu. Saya tidak akan menyerah,”
ujarnya ketika kami sampai. Diangsurkannya beberapa lembar uang berwana merah.
Aku tersenyum haru.
Kulajukan lagi taksi ajaibku untuk menyelesaikan
misi berikutnya.
Jumlah kata : 251 kata.
Tulisan ini dibuat sebagai kado spesial buat Monday Flash Fiction lo....
Selamat Ulang Tahun yang kedua ^_^
Tulisan ini dibuat sebagai kado spesial buat Monday Flash Fiction lo....
Monday Flash Fiction |
sopir taksinya ahli gendam kah?
BalasHapusBukan, Mas Jampang, hihi. Sopir taksinya punya misi tertentu :)
HapusWahh, ini malaikat yg sedang menyamar, yaa...
BalasHapusSweet, Jeng ^^
Hmm...bisa jadi Jeng. *sok misterius, ihirrr ;)
Hapushihihi kali ini ada ciptaan baru lagi, taksi ajaib :D (y) tarik mang!! #eh
BalasHapusIya, gak mau kalah sama "Pil Ajaib" dan "HP Ajaib"-nya Teh Orin ;D
HapusNice. Taksiny bs terbang ga nih?:)
BalasHapusSelain terbang bisa juga ngilang lo, Mbak Dian :)
HapusSempet gak 'ngeh kalo yang disapa 'Bu' itu sopir taksinya...
BalasHapusNice, Mba...
Aku belum bikin niy...
Trims Mbak Dian Qonitatun :)
HapusAyoo bikin Mbak, asik dan seru bgt lo!
pertama baca, aku kira si "aku" ini penumpangnya, ternyata sopirnya. jd aku harus baca bolak-balik untuk mastiin dialognya.
BalasHapuskedua, sopirnya punya misi ya, macam malaikat yang hadir di film2 ketika ada hamba Tuhan yang punya masalah dan butuh pencerahan. :))
nice, mbak. :))
Trims Mbak Is sudah mampir dan komen di sini :D
HapusWaaah. Ajaib taksinya!
BalasHapusBagus Mbak Lia :)
Trims ya Dita sudah mampir n komen :)
HapusTwistnya oke
BalasHapusTrims Dek Jun :)
Hapusmisi kebaikankah?
BalasHapusYup Mbak :)
Hapusclue ttg misi kebaikan si sopir taksi ini agak kurang mbak, imho
BalasHapuskalo diperjelas lagi jd lebih menarik karena pembaca akhirnya ngerti apa misi dia
Iya Mbak, trims masukannya :D
Hapus