“Banjiir! Banjiiir!” teriakan seseorang sayup terdengar.
Mataku seketika terbuka. Gawat! Terjangan air
mulai memasuki celah pintu!
Gegas kubangunkan istriku, kugendong bayiku, lalu
kuungsikan ke loteng. Setelah itu kunaikkan kasur tipis dan tikar butut yang mulai
basah. Untunglah perabot lainnya sudah dipindahkan sebelumnya. Biarlah istriku
sementara tinggal di atas hingga bantuan tiba.
“Dek, Abang keluar dulu. Cari bantuan ke posko pengungsian!”
seruku tanpa menunggu sahutannya.
Sumber |
Ketinggian air telah mencapai dadaku, namun terus
kupaksakan berjalan melawan arus yang menggila.
Ah, itu dia! Tujuanku hampir tiba.
Tok-tok-tok!
Pintu terbuka.
“Abang!”
pekik kekasihku manja. Buru-buru kupeluk dia. Untunglah air bah tak sampai di
sini.
Jumlah kata : 100 kata.
Mencari bala bantuannya ke sana ya.
BalasHapusYup! Bala bantuan cintah :)
HapusKejam.kesempatan di dalam kesempitan
BalasHapusItulah curahan hati seorang wanita
Hapus*kibasin jilbab*
sekalian aja si abang kena air bah wkwkw>,<
BalasHapusIya ya, biar kelelep sekalian!
HapusHih >.<
WEh. Kurang ajar bener ini. *emosi*
BalasHapusHajarr ajah mbak!
Hapus:D