Sumber |
Rimbunnya pepohonan yang
menghalangi sinar purnama menambah sempurna suasana mencekam di hutan ini.
Kupercepat langkahku.
Srek...srek...srek.
Cih, jangan-jangan pria hidung
belang lagi!
Bunyi langkah kaki itu makin
mendekat. Apa sih maunya lelaki-lelaki itu? Bukan salahku kan kalau tubuhku
seksi dan semok?
“Suit-suiiit!”
Huh, berani-beraninya bersiul di
balik punggungku! Bosan kudengar penduduk kampung berbicara ini dan itu. Tentang
aku yang penggoda lah, aku si penjerat pria lah, bla-bla-bla.... Nyatanya?
Tiba-tiba sebuah sentuhan
kurasakan di bahuku, reflek kutepis.
“Sudah kubilang berapa kali
jangan ganggu akuuu!”
Seperti kuduga, lelaki itu
pingsan. Rupanya rambut panjangku hanya mampu menutupi lubang di punggung,
tidak di dadaku.
Jumlah kata: 100 kata.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus