Pop!
Seorang gadis muncul dari balik asap, beberapa menit
setelah kugosok pantat lampu wasiat yang baru kutemukan sore itu. Wajahnya
tersembunyi di balik cadar yang tipis, menambah rasa penasaranku.
Sumber |
Hampir saja kusibakkan cadar itu, seandainya tak
kudengar suaranya yang lembut menyergahku.
“Saya adalah jin Anda, Tuan. Silakan memberi
perintah.”
Aku terkesiap.
“Ehem, aku ingin punya istri yang cantik.
Sepertimu….”
“Benarkah?”
Aku mengangguk bersemangat.
Hanya butuh sepersekian detik baginya untuk mendekapku
dan membawaku ke sebuah ruangan yang indah.
“Di…di mana ini?”
“Dalam lampu, Tuan.”
Aku tersenyum nakal. Segera kurenggut cadar
itu.
Senyumku sirna begitu kulihat sebaris kumis
bertengger di bawah hidungnya.