Oleh: Edmalia Rohmani
Editor: Ahmad Taufiq R.
Ia lahir dari keluarga sederhana di Desa Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, tiga puluh satu tahun yang lalu. Choirul Anam, sebuah nama yang mengingatkan kita pada sabda Nabi: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Menjadi bungsu dari tiga bersaudara tidak membuat ia manja sebab ayahnya yang petani selalu mengajarkan arti kerja keras dan kemandirian. Selain ayah yang sangat menginspirasi, ibunya juga mengajarkan nilai-nilai integritas sedari dini.
“Tirulah yang baik-baik dari apa yang ada pada diri seseorang dan lihatlah sisi baiknya,” petuah ibunda yang masih terngiang di telinganya hingga kini. Kedekatan dengan sang ibu yang seorang guru mengaji, menempanya menjadi seseorang yang religius. Rutinitas mendaras ayat suci dilakoninya setiap lepas salat Subuh. Menjadi pribadi yang saleh diyakininya sebagai ladang jariyah bagi ibunya yang telah tiada. Sang ibu meninggal saat ia duduk di bangku SMP.
Perasaan sedih dan kehilangan dialihkannya dengan menghabiskan waktu membaca di perpustakaan Mojokerto. Ketekunannya membuahkan hasil. Ia lolos Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan menempuh kuliah Pendidikan Matematika untuk menggapai mimpi menjadi seorang guru. Namun, di saat yang sama, ia merasakan sebuah kegalauan karena ingin segera bekerja agar bisa hidup mandiri. Beruntung, pada tahun yang sama, ia lolos ujian masuk STAN dan menjadi mahasiswa Diploma 1 Perpajakan BDK Malang. Untuk sementara waktu impiannya menjadi guru harus terkubur.
Lulus dari STAN, ia mendapat amanah sebagai pelaksana di KPP Wajib Pajak Besar Satu. Ia banyak belajar dari atasannya tentang militansi terhadap institusi, bahwa di posisi apa pun, setiap pegawai DJP harus bisa menjadi agen kehumasan yang mewakili citra positif DJP. Dengan pemikiran itu, ia melanjutkan pendidikan ke Diploma 3 Khusus Perpajakan STAN Jakarta pada 2009. Ia mengantongi kesempatan luar biasa untuk melanjutkan pendidikan lebih awal sebab nilainya sewaktu di Diploma 1 menjadi yang tertinggi di angkatannya.
Kiprahnya dalam menebarkan kebaikan tak juga berhenti. Impian sebagai guru yang dulu sempat terkubur, justru tumbuh kembali dengan subur di bangku perkuliahan yang baru. Ia dengan senang hati mengajari teman-teman yang membutuhkan bimbingan dan diskusi. Tak pernah mengeluh ketika diminta bantuan menjelaskan materi yang belum dipahami, bahkan oleh teman yang berbeda jurusan.
Selesai D3 Khusus, ia ditempatkan di KPP Madya Sidoarjo sebagai pelaksana. Kegigihan bekerja mengantarkannya meraih penghargaan Pelaksana Pendukung Berkinerja Terbaik se-Kanwil DJP Jawa Timur II periode 2012. Ia pun terus konsisten menjaga integritas dan profesionalisme hingga akhirnya diangkat menjadi Account Representative (AR) di KPP Pratama Mojokerto. Pada 2014, ia mengikuti program Kelas Inspirasi Mojokerto untuk memperkenalkan profesi petugas pajak kepada pelajar SD, sebagai wujud kepeduliannya di bidang pendidikan dan sosial.
Ia sangat senang bila Wajib Pajak membayar pajak secara sukarela. Hal inilah yang memotivasinya untuk senantiasa meningkatkan kinerja, sebagai bentuk rasa syukur dan balasan kepada masyarakat yang telah patuh membayar pajak. Meski berstatus sebagai AR pengawasan, ia tak pernah menampik tugas sebagai petugas penyuluh sosialisasi perpajakan. Ia pun tak berkeberatan tiap ditugaskan mengikuti pelatihan perpajakan dan menyosialisasikan kembali kepada rekan-rekan di unit kerjanya.
Setiap mendapat tugas ke luar kota, ia memilih maskapai penerbangan dengan bujet rendah dan jarang menggunakan fasilitas hotel. Hal ini semata-mata demi menghemat anggaran negara sehingga dapat digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. Sifat amanah dan bersahaja ini mengantarkannya mengemban tugas tambahan sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang ia jalani dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian.
Kesibukannya makin menjadi-jadi selama persiapan pembentukan KPP Pratama Jombang. KPP baru yang beroperasi per 1 Oktober 2018 ini adalah pengembangan dari KP2KP Jombang (sebelumnya di bawah KPP Pratama Mojokerto). Ia harus pandai membagi waktu antara pekerjaan sebagai PPK dan AR. Pagi-pagi setelah presensi di KPP Pratama Mojokerto, ia bergegas ke kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Surabaya, kemudian mengecek kesiapan kantor pajak di Jombang, lewat siang kembali ke Mojokerto untuk melanjutkan tugas-tugas rutin sebagai AR yang seringkali menahannya hingga larut malam.
Predikat Pegawai Teladan Tingkat Kanwil DJP Jawa Timur II diperolehnya tahun lalu. Kemudian tahun ini, ia lagi-lagi meraih penghargaan berupa AR Terbaik di Lingkungan Kanwil DJP Jawa Timur II dan AR Terbaik Kedua di Lingkungan DJP. Penghargaan demi penghargaan yang diraih berturut-turut itu tak sedikit pun mengendurkan upayanya dalam menjaga penerimaan negara. Pun tak membuatnya jemawa dan berbusung dada. Ia tetap Choirul Anam yang bersahaja.
Di sela-sela kesibukan, ia tetap konsisten menebar kebaikan dengan membuka bimbingan belajar bagi anak-anak kurang mampu di sekitarnya, mengikuti bakti sosial yang diadakan oleh kantor, dan sesekali berkeliling untuk menyosialisasikan peraturan perpajakan ke masyarakat luas. Baginya, kehidupan adalah pembelajaran itu sendiri. Belajar untuk hidup dan kehidupan sesudah kehidupan itu sendiri. Semuanya untuk mewujudkan visi menjadi khairul anam, sebaik-baik ciptaan Tuhan. [ER/ATR]