Sumber |
Wah, akhirnya pesananku sudah
datang! Sundae spesial menu andalan
kafe ini. Kulirik jam dinding di atas meja kasir. Sudah lewat sejam dari waktu
yang dia janjikan. Kurasa tak ada gunanya lagi menunggu. Kuharap semangkuk es
krim ini bisa mencairkan suasana hatiku. Kusuapkan sesendok besar es krim ke
dalam mulutku.
Tenggorokanku hampir tersedak ketika tiba-tiba sosoknya sudah duduk di depanku.
Tenggorokanku hampir tersedak ketika tiba-tiba sosoknya sudah duduk di depanku.
“Arga...please jangan marah.”
Aku terus menyendokkan es krim ke
mulutku. Peduli amat.
“Tadinya aku tak ingin datang,
tapi....”
Ya, ya, bilang saja mau
menolakku. Sudah berkali-kali begitu. Hari ini mau alasan apa lagi coba?
“Ibuku meninggal di depan kafe
ini, sepuluh tahun yang lalu. Waktu itu aku ngambek ingin beli sundae seperti yang kau makan itu. Karena
terburu-buru beliau tak melihat ada truk yang oleng dari jalurnya. Ibuku tewas
dengan semangkuk es krim di tangannya. Sejak itu aku bersumpah takkan pernah ke
sini lagi. Hingga hari ini....”
Isaknya tak terbendung lagi. Kugenggam
erat jemari tangannya. Kuselipkan sehelai tisu untuk menghapus air matanya. Dan
sebuah kejutan.
“A-apa ini?”
Seulas senyum tersungging di
bibirku. “Terima kasih sudah menjadi berani hari ini. Maukah kau menghapus kenangan buruk itu dengan
kenangan semanis es krim ini bersamaku?” pintaku sembari menyematkan kejutan
itu di jari manisnya.
Jumlah kata : 199 kata
Lagi belajar nulis yang romantis. Uhuiyyy :p
Lagi belajar nulis yang romantis. Uhuiyyy :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila berkenan sila tinggalkan jejak ya ^_^