Jalanan tak lagi beraspal mulus. Goncangan
di atas mobil tuaku menjadi-jadi, tanda tujuanku semakin dekat. Tubuh penat dan
hawa dingin yang menusuk tak kuhirau lagi. Sebentar lagi hangatnya mentari akan
mengurai kabut dan melumerkan embun di atas dedaunan. Suasana seperti ini
selalu membuatmu takjub dan larut dalam kekaguman.
“Sebentar lagi kita akan sampai,”
gumamku.
Sumber |
Ya, suatu tempat dimana semua kisah ini bermula. Sebuah jembatan di atas Sungai Serayu yang mempertemukan kita tanpa sengaja. Aku dan petualanganku. Engkau dan penelitianmu. Kukira seumur hidup takkan bisa kulabuhkan hati ini pada seorang wanita, meski nyatanya begitu mudah kupatahkan hati siapa saja yang pernah singgah. Tak kusangka semudah itu kautaklukkan hatiku. Entah rumus apa yang berhasil kau resapkan hingga selalu kukembali setelah menghilang berhari-hari. Setelah semua pelarian dan penyangkalan itu. Kau selalu membuatku merasa pulang ke rumah.
“Maaf aku harus pergi...,” itu
bisikmu kemarin. Setelah bertahun-tahun kutunggu jawaban yang selalu kautunda. Dengan
seribu alasan. Aku tak pernah bisa mengerti apa korelasi antara mimpimu dan
hubungan kita. Aku takkan mengekangmu bila kita menikah. LDR pun aku rela menjalani.
“Aku masih ragu,” satu alasan
lagi. Tak cukupkah semua cintaku untukmu? Selama ini tiada artinyakah untukmu? Kau
kira aku tak tahu kau berdusta di belakangku. Kau kira aku tak secerdas
profesor tua yang mendanai penelitianmu, yang pernah tidur denganmu. Aku memang buta
tapi tak sebodoh itu.
Maka hari ini akan kuakhiri. Jadi
kau tak perlu berbohong lagi. Tak perlu tinggalkanku. Tak perlu ada cerita
cinta jarak jauh. Sebentar lagi akan kukembalikan lagi semua di titik nol
hidupku, masa dimana aku tak pernah mengenalmu.
“Sudah sampai, beristirahatlah
dengan tenang,” bisikku padamu.
Kulihat suasana sepi seakan mendukungku.
Kubuka bagasi mobil dan kulemparkan buntalan-buntalan plastik besar itu. Biarlah
semuanya hanyut ditelan derasnya Serayu.
Jumlah kata : 283 kata
Ini ceritanya lagi belajar nulis pakai POV 2, dan sepertinya gagal haha! Daaan ternyata eh ternyata saya susah move on dari genre sadisme *abaikan :)
kurang sadis dan kurang parnigrafo..hehehheh
BalasHapusParnigrafo? Apa itu? hehe...
HapusMaklum Pak masih belajar, newbie....
Trims sudah mampir dan komen ya :)
mutiara eh, mutilasi?
BalasHapusYoiii cuy!
Hapuscinta deritanya tiada akhir *PatKaymodeon #eh
BalasHapusIya mbak. Kalau gak mau menderita ya jangan berani mencintai. Kalau berani mencintai mbok ya jangan berlebihan gitu. Sadess
Hapussadiiiiiiiissss *kayaknya perlu meguru tentang kesadisan padamu bu :p
BalasHapus- sHi_rO -
Aaaagk tidaaaak *dilelepin mbak Shiro :D
Hapusada lagi yang mati hari ini... :)
BalasHapusKan saya sudah ngaku pecinta thriller :)
Hapus