Menurut sejumlah pakar, kehadiran
kecerdasan buatan (AI) dalam kehidupan kita dapat memicu bencana besar, bahkan dinilai
setara dengan perang nuklir. Salah satu kekhawatiran terbesar adalah
kehadirannya dapat menggantikan peran manusia di berbagai bidang.
Namun, saya tidak sepenuhnya setuju
dengan pernyataan itu. Sebab, menurut saya semuanya tergantung manusia yang
mengendalikan AI tersebut. Kecerdasan buatan seharusnya lebih banyak dikembangkan
untuk kemaslahatan umat manusia. Contohnya dalam dunia kepenulisan, AI dapat
digunakan untuk memudahkan dalam menulis artikel opini yang berkualitas.
Sekeping Ide di Semesta
Penulis artikel sering mengalami
kesulitan dalam mencari ide tulisan yang segar dan relevan. Itulah sebabnya,
kecerdasan buatan seperti Chat GPT sangat berguna dalam hal ini. Chat GPT
adalah model bahasa AI yang mampu menghasilkan teks berdasarkan input pengguna.
Dengan menggunakan Chat GPT, penulis artikel dapat dengan mudah mencari ide-ide
tulisan baru.
Misalnya, jika seorang ingin
menulis tentang dampak perubahan iklim terhadap lingkungan, dia dapat
memasukkan pertanyaan atau pernyataan terkait dalam Chat GPT. Platform ini akan
merespons dengan memberikan ide-ide dan gagasan yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk artikel. Hal ini dapat menghemat waktu penulis dan membantu mengeksplorasi
berbagai sudut pandang tentang topik tersebut. Dapat dikatakan model AI ini
dapat menjadi teman diskusi yang sangat pintar, asalkan penulis memahami cara
memasukkan prompt ke Chat GPT.
Prompt dalam konteks ChatGPT
merujuk kepada teks atau perintah awal yang diberikan kepada Chat GPT untuk memberikan
respons, utamanya memberikan jawaban dalam bentuk teks. Sebenarnya, Chat GPT
dapat memberikan lebih dari itu, namun dalam artikel ini, saya batasi konteks
penggunaannya agar lebih fokus pada tema artikel ini.
Untuk membuat prompt yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan kita, ada beberapa tips yang dapat dilakukan. Pertama, jadikan pertanyaan atau permintaan jelas. Semakin jelas dan spesifik pertanyaan kita, Chat GPT akan semakin baik dalam menghasilkan jawaban yang relevan.
Kedua, gunakan kata kunci atau konteks yang relevan. Hal ini akan membantu Chat GPT dalam memahami konteks dan memberikan jawaban yang lebih sesuai. Ketiga, tentukan konteks atau batasan. Misalnya, jika ingin mendapatkan informasi tentang tips menulis, sebutkan jenis artikel yang ingin kita tulis dengan detail seperti feature, opini, atau karya ilmiah, dan sebagainya.
Intinya, semakin spesifik dan
jelas prompt yang dibuat, Chat GPT akan benar-benar membantu dalam
mengail ide di semesta maya. Jangan sungkan untuk mempelajari cara menulis
prompt yang efektif melalui youtube, kursus AI, maupun komunitas daring agar Chat
GPT memberikan respons optimal.
Bertamasya di Hutan Literatur
Setelah berhasil mendapatkan ide, langkah selanjutnya adalah mencari referensi dan literatur yang relevan. Di sinilah Harzing Publish or Perish, sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk analisis literatur akademik, dapat membantu. Harzing Publish or Perish dapat digunakan untuk mencari dan mengevaluasi karya-karya penelitian yang relevan dengan topik artikel.
Harzing Publish or Perish dapat mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti Google Scholar, PubMed, Scopus, dan lain-lain. Ini memungkinkan penulis artikel untuk dengan mudah mengidentifikasi penelitian-penelitian terkini yang relevan dengan topik mereka. Selain itu, perangkat lunak ini juga dapat memberikan informasi tentang seberapa sering sebuah karya dikutip, sehingga membantu penulis untuk menilai kualitas dan pengaruhnya dalam bidang tertentu.
Bagi yang mau mengunduhnya bisa dipelajari dan diklik di link ini.
Menyusun Kepingan Ide
Setelah memiliki ide dan
referensi, penulis artikel perlu menyusun tulisan mereka dengan efisien. Kecerdasan
buatan juga dapat membantu dalam hal ini, contohnya aplikasi Grammarly. Meskipun
lebih dikenal untuk bahasa Inggris, Grammarly telah memperluas cakupannya untuk
mendukung beberapa bahasa lain, termasuk bahasa Indonesia. Aplikasi ini
membantu dalam mendeteksi kesalahan tata bahasa, ejaan, dan gaya penulisan.
Apabila artikel ditulis dalam bahasa
Ingris, beberapa aplikasi seperti JasperDocs, Write with Transformer, Hemingway
Editor, ProwritingAid memungkinkan pengguna untuk mendapatkan saran penulisan
berbasis AI. Bagi penulis yang ingin menulis artikel di level internasional, AI
juga dapat membantu dalam menerjemahkan artikel ke berbagai bahasa.
Dalam beberapa artikel, analisis
data dan statistik mungkin diperlukan. Kecerdasan buatan dapat membantu penulis
dalam pengumpulan, analisis, dan visualisasi data. Aplikasi seperti pustaka
pandas dapat digunakan untuk mengolah data secara efisien. Selain itu, AI juga
dapat membantu dalam pembuatan grafik dan tabel yang memudahkan pembaca untuk
memahami hasil analisis.
Tunjukkan Pesona Artikelmu
Setelah tulisan terpublikasi, penting
bagi penulis artikel untuk memastikan tulisan dapat ditemukan oleh pembaca yang
potensial, agar manfaatnya semakin besar. Kecerdasan buatan dapat membantu
dalam penelitian kata kunci dan optimisasi mesin pencari (SEO).
Aplikasi seperti SEMrush dan
Ahrefs menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisis kata kunci yang paling
relevan dengan topik artikel, sehingga membantu penulis untuk meningkatkan
visibilitas kontennya di mesin pencari seperti Google.
Kesimpulannya, kecerdasan buatan telah membuka
pintu bagi penulis artikel untuk menjadi lebih produktif dan efisien. Namun,
perlu diingat bahwa AI hanya alat bantu. Kreativitas, pemahaman mendalam
tentang topik, dan kemampuan menulis yang baik tetap menjadi faktor penting
dalam penulisan artikel yang berkualitas. Menurut saya, kehadiran AI tidak akan
sepenuhnya bisa menggantikan rasa bahasa dan kreativitas manusia, hal penting yang hingga saat
ini masih sulit dikejarnya.
Tak perlu takut bersaing dengan AI dan jadikan ia senjata baru yang digunakan untuk lebih banyak menebarkan manfaat bagi sesama. Psst, setengah dari artikel ini dibuat dengan bantuan AI, loh. Bagaimana menurutmu? Silakan komentar di kolom bawah ya!