Minggu, 03 Januari 2021

Chairul Saleh, Sahabat UMKM Naik Kelas

Penulis: Edmalia Rohmani

Penyunting: Devi Isnantiyasari

Dok: Narasumber
Chairul Saleh, nama yang disematkan pada pria kelahiran Batang, tiga puluh empat tahun silam ini seakan menjadi misi hidupnya. Menjadi pribadi yang baik dan saleh seperti harapan orang tua mulai ia wujudkan dengan mendirikan Yayasan Sahabat Qur’an Depok. Hingga saat ini, yayasan itu mengelola 70 guru dan staf serta 1700-an murid di Depok, Jawa Barat dan Toba Samosir, Sumatera Utara. Atas kiprahnya itu, pada tahun 2015 ia menjadi Finalis Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 

Kegiatannya di bidang sosial rupanya tidak berhenti sampai di situ. Di tahun 2017 ia mendirikan Yayasan yang bernama Rumah Marketer Indonesia. Yayasan tersebut didirikan sebagai wadah pelatihan bisnis daring dan pemasaran untuk UMKM di Jakarta dan sejumlah kota lainnya, seperti Depok, Bogor, Batam, Balikpapan, dan Samarinda.

UMKM memang lekat dengan keseharian pria yang berdomisili di Sawangan, Depok ini. Ia mengaku melakukan pendekatan kepada wajib pajak UMKM dengan memberikan perhatian lebih terhadap perkembangan usahanya. Selain menanyakan kondisi usaha, cara pemasaran dan kendala yang dihadapi para pengusaha UMKM, ia juga mencoba untuk memberikan alternatif solusi atas kendala yang sedang dihadapi. Misalnya, di bidang pemasaran, Chairul Saleh mengajarkan cara berjualan daring melalui marketplace

Chairul Saleh pun membagi salah satu kisah menarik kepada pembaca bahwa dulu pernah ada salah seorang pengusaha UMKM yang menjual produk herbal di tokonya saja, tanpa menggunakan marketplace untuk memasarkan produknya. Lalu Chairul Saleh mengajarkan strategi berjualan di marketplace. Alhamdulillah, tahun ini penjual UMKM tersebut datang menemui dirinya dan menceritakan bahwa usahanya telah bertambah besar dan hasil penjualan dari marketplace sangat tinggi. Tahun ini pula, di 2020, pengusaha UMKM tersebut meminta kepada Chairul Saleh membuatkannya kode billing untuk membayarkan pajaknya selama 3 tahun terakhir.

Pengalamannya yang malang melintang dalam membersamai UMKM selaras dengan filosofi program Business Development Services (BDS) yang diinisiasi DJP sejak 2015. Kemampuan Chairul Saleh di bidang pemasaran digital mengantarkannya untuk kali pertama menjadi narasumber program BDS pada 2018 di Kantor Wilayah DJP Kalimantan Timur dan Utara. 

Dari acara BDS tersebut, permintaan sebagai narasumber untuk mengajarkan pemasaran digital ke UMKM terus mengalir, mulai dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Depok pada tahun 2018, program BDS di beberapa kantor wilayah DJP, dan kelas-kelas UMKM di luar jam kerja.

“Cita-cita saya, 5 tahun ke depan, wajib pajak UMKM yang saat ini sering saya bina, ikut pelatihan dan konsultasi serta mendapatkan banyak fasilitas pelatihan yang dilaksanakan oleh DJP, berkesempatan untuk naik kelas menjadi sebuah perusahaan yang berbadan hukum, memiliki karyawan, berkontribusi membayar pajak dengan baik dan benar, serta bisa membantu UMKM lainnya yang baru merintis. Ekosistem inilah yang kelak semoga terjadi di negeri ini. Sehingga, gotong royong untuk terus membangun negeri, mewujudkan negeri yang makmur, menjadi tugas bersama,” ujarnya optimistis.

Baginya, UMKM memiliki karakter yang unik. Selain menjadi tulang punggung perekonomian negara, kebanyakan pelaku UMKM adalah wanita. Karena wanita punya semangat juang dan daya tahan yang tinggi, mereka mampu bertahan dalam segala kondisi, demi menopang ekonomi keluarga. Hal inilah yang mendorong pria yang dipanggil Chairul ini untuk terus membantu para pelaku UMKM. Sebab di belakang mereka, ada keluarga yang harus dipenuhi kebutuhannya.

Di masa pandemi ini, UMKM menghadapi berbagai tantangan ekonomi. Pembatasan sosial berskala besar memutus mata rantai distribusi. UMKM kesulitan memasarkan produknya. Menurunnya penjualan akibat turunnya daya beli masyarakat makin memperkeruh situasi. Di tengah kondisi ini, pemerintah membuat kebijakan untuk memberikan insentif pajak untuk UMKM.

Menyikapi hal ini, Chairul berpendapat, “Insentif UMKM ini sangat membantu untuk teman-teman UMKM. Untuk sementara ini, jatah pajak 0,5% yang biasanya disetorkan ke negara, selama masa pandemi bisa dialihkan untuk biaya promosi atau pemasaran, untuk menambah modal, atau kebutuhan lainnya. Sehingga, meskipun terdampak Covid-19, UMKM tetap bisa naik penjualannya. Meski tidak seperti dulu kala.”

Sayangnya, menurut Chairul, mayoritas wajib pajak UMKM belum mengetahui jika pemerintah membuat kebijakan terkait insentif Covid dan bagaimana cara memanfaatkannya. Karena pada level UMKM, mereka mempunyai keterbatasan waktu dan media untuk mendapatkan informasi seperti ini. Apalagi selama pandemi, ponsel mereka juga dipakai untuk kebutuhan belajar sekolah anak selama pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Wajib pajak UMKM perlu diberikan kemudahan akses informasi dan mekanisme dalam memanfaatkan insentif ini.

Untuk itu, ia tak pernah berhenti membantu UMKM untuk bertahan di masa pandemi, sekaligus memberikan informasi terkait insentif ini. Ia menyadari bahwa insentif saja tak cukup untuk membantu UMKM bertahan di masa penuh turbulensi. Kemampuan UMKM dalam menguasai teknik pemasaran digital adalah salah satu solusi yang bisa ditawarkan kepada wajib pajak melalui program BDS. Dengan program ini, wajib pajak UMKM akan tetap bertahan dan bahkan semakin maju sehingga ketika nanti insentif ini tidak lagi diberikan, wajib pajak UMKM akan kembali dapat berkontribusi kepada negara.

Bagi Account Representative (AR) yang bertugas di KPP Pratama Jakarta Palmerah ini, hal yang ia lakukan adalah bentuk meneladani dan mengamalkan ilmu jualan yang pernah diajarkan kedua orang tuanya. Mereka adalah sosok yang menginspirasinya dalam berbuat kebaikan.

Konsistensi Chairul Saleh dalam membantu UMKM membuatnya terpilih menjadi salah satu PNS Inspiratif dari KemenPAN-RB. Sederet prestasi yang diraihnya di dunia kerja antara lain: juara 3 Penghargaan Kinerja Pegawai Kanwil DJP Jakarta Barat tahun 2019, inisiator program WA Blast untuk peningkatan kepatuhan pelaporan SPT wajib pajak, sebagai bagian dari Tim Program Inklusi Sadar Pajak Kanwil DJP Jakarta Barat, serta capaian penerimaan individu AR sampai dengan September 2020 telah meraih 197% dari target. 

Ia berprinsip bahwa setiap nikmat yang dirasakannya harus bermanfaat, baik bagi institusi maupun bagi masyarakat luas. Baginya, dunia sudah pasti, sedangkan akhirat belum pasti. Dengan membersamai wajib pajak UMKM naik kelas, ia dapat meraih keduanya dalam satu rengkuhan. Maka nikmat manakah yang bisa ia dustakan?

Catatan: Artikel ini pertama kali ditayangkan di majalah INTAX edisi 4-2020.