Rabu, 28 Januari 2015

SEBUAH SURAT CINTA



Monday Flash Fiction

Hai!!

Entah kenapa tanganku keder sekali waktu nulis surat ini. Mungkin karena ini surat cinta pertama yang kutulis (yah, ketahuan deh!). Hmm…mulai dari mana ya?

Awal pertemuanku denganmu waktu aku sedang iseng berselancar di dunia maya. Tak sengaja kutemukan link web MFF dari tautan blog seorang teman yang ternyata adalah Runner Up The Writer MFF Idol 1. Udah pada tau kan Bu Dokter yang cantik n amazing ituh? Iya, itu teman sekolahku dulu. Dia juga yang membukakan jalan buatku masuk ke grup FB MFF ini, sehingga request-ku untuk masuk grup bisa cepat direspon. Setelah itu, duniaku yang monoton dan monokromatik seketika jadi polikromatik. Cerah dan berwarna. 

Pertemuanku denganmu seakan menjadi gerbang bagiku untuk bertemu dan berinteraksi dengan penulis-penulis pujaanku yang selama ini hanya bisa kukagumi diam-diam. Pertemuanku denganmu juga membuatku mengaktifkan lagi blogku yang sempat setahun mati suri, terbenam dalam tugas kantor dan pekerjaan rumah sehari-hari. Pertemuanku denganmu juga membuatku menemukan diriku kembali. Seperti dulu, kembali menggumuli seni, baik seni sastra maupun seni lukis. Pokoknya pertemuan denganmu adalah berkah bagiku yang tak akan pernah bisa kulukiskan dengan kata-kata.
 

Di bulan Januari ini, genap 5 bulan usia perkenalan kita. Semoga ke depannya lebih banyak lagi sahabat dan karya fantastis yang tercipta karenamu, MFF.

Ah ya, aku ada satu puisi buatmu!

25 JANUARI

Ada satu hari
yang mengawali sebuah kisah panjang
tentang cinta kasih yang terentang
Tertuang dalam bejana rasa
Terukir dalam untaian kata
Menempa tiap makna dan goresan pena
menjadi lidah api yang membara
Membakar semangat kita
Menyulut kerinduan kita

Biarlah tubuh kita belum bersua
asal asa tetap berderap bersama
sebab selalu ada rumah kedua
tempat kita bernaung dan berpulang
di tiap genta berdentang
di satu tanggal yang sama

25 Januari

Happy Birthday Monday Flash Fiction!


My Another Gift

Selasa, 27 Januari 2015

PROYEK 2015

Tadaaa! Inilah album coret-coretanku selama 2015. Semoga suka. Pssst, siapa tahu lukisan wajahmu ada di sini lo :)


Abu Zukhrufa



Baby Difa



My Best Friend



Mbak Carra



My Fave Author





Doodle-art Version



Abi n Nda Sahl (Love is In The Air)




LUKISAN KACA TERAKHIRKU

Yap! Ini lukisan kaca terakhir yang kubikin. Waktu itu Zukhrufa masih bayi, dan bikinnya semalaman karena mau dipajang di pameran dalam rangka Hari Keuangan di Kantor Pusat DJP. Semoga suka ya. Oya, buat yang belum tahu, lukisan kaca ini adalah kaligrafi kontemporer. Lafaznya "Alhamdulillah". Semoga suka ya. Alhamdulillah ya, sesuatu :)

PENUMPANG KEDUA HARI INI



Kuperkirakan umurnya sekitar awal tiga puluhan. Semerbak wanginya memenuhi taksiku ketika dia masuk. 

“Ke Perumahan Citra ya, Bu.”

Aku mengangguk. Taksiku mulai melaju. 

“Sudah lama jadi sopir taksi, Bu?” 

Aku mengangguk.

“Gak takut diganggu penumpang iseng?”

Aku tertawa sambil menggeleng. Dia juga tertawa. Suasana di antara kami mulai mencair. Dia lalu bercerita banyak hal, sedangkan aku lebih banyak diam, khawatir konsentrasiku buyar.

Sumber

“Apakah Ibu percaya Tuhan itu ada?” 

Pertanyaannya membuatku tercekat.

“Kalau Tuhan itu ada, kenapa Dia tak pernah mengabulkan doa-doa saya?”

Hujan rintik di luar. Taksiku melaju pelan melintasi jalanan yang padat.

“Dulu saya dari keluarga berada. Namun setelah orang tua saya tewas dalam kecelakaan, paman dan tante merebut semua aset perusahaan. Itu membuat saya bangkrut. Pada akhirnya saya menikah dengan suami saya, sebagai istri kedua. Tapi saya tak pernah bahagia, sebab dia hanya menginginkan anak. Kenapa Tuhan memberi saya takdir yang begitu kejam?” tuturnya terisak.

Kuambil sehelai tisu lalu kuulurkan padanya.

“Saya juga pernah merasakannya,” ujarku. “Waktu suami saya meninggal dulu, hati saya hancur sebab tak punya apa-apa. Tapi saya memilih untuk tetap tegar dan bekerja apa saja untuk menghidupi anak-anak. Alhamdulillah, anak-anak sekarang sudah lulus kuliah dan bekerja. Seandainya saat itu saya lemah dan menyerah pada nasib, mungkin saya tak akan bisa sebahagia sekarang.”

Dia lalu terdiam, seperti merenungi perkataanku. Rintik hujan reda, menyisakan titik-titik air di kaca jendela.

“Terima kasih ya, Bu. Saya tidak akan menyerah,” ujarnya ketika kami sampai. Diangsurkannya beberapa lembar uang berwana merah. Aku tersenyum haru.

Kulajukan lagi taksi ajaibku untuk menyelesaikan misi berikutnya.

Jumlah kata : 251 kata. 


Tulisan ini dibuat sebagai kado spesial buat Monday Flash Fiction lo....

Monday Flash Fiction
 Selamat Ulang Tahun yang kedua ^_^

Rabu, 21 Januari 2015

#FFRabu - SEDANG KHILAF





Pulang kantor, kudapati istriku menyambut dengan wajah cemberut.

“Bikinin kopi dong, Mah.”

“Bikin sendiri!”

Waduh, kira-kira apa yang membuatnya marah, ya? Kutengok kalender, sepertinya masa PMS-nya belum tiba. Kucoba mengingat lagi, sepertinya aku juga sudah memberinya uang jatah.

Tiba-tiba dilemparkannya sebuah ponsel ke pangkuanku.

“Nih, ketinggalan. Tadinya aku mau buka, ternyata dipassword.” Mata istriku memerah, dadanya naik turun menahan amarah.

Kutekan tombol on. Aku lupa mengganti wallpapernya! Pantas dia salah paham. 

 “Sial! Sepertinya tertukar dengan hape teman waktu rapat kemarin, Mah.” 

Urat di lehernya mengendur. “Masak?”

Aku mengangguk. Semoga saja dia tidak curiga kalau itu foto selfie hasil dandananku semalam.


Sumber



Jumlah kata : 100 kata.

*PMS : Pre-Menstruation Syndrome (kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita).