Jumat, 08 Mei 2015

Prompt #77 - KECANTIKAN YANG BERBAHAYA



"Maukah kau dengar sebuah kisah, tentang seorang perempuan yang kecantikannya begitu berbahaya hingga bisa mengacaukan seisi alam raya dan memorak-porandakan semesta?"

“Ah, Ummi, gak usah lebay, deh. Mana ada sih, kecantikan macam itu?” putriku sewot.

“Iya, deh, Ummi ralat. Kecantikannya memang tidak sampai mengacaukan semesta, Nak, tapi cukup menghebohkan seluruh Mesir pada zaman itu. Begitu wanita itu melangkahkan kakinya memasuki gerbang perbatasan negeri, semua pria membicarakannya dengan penuh hasrat. Sebagiannya menyebabkan kekacauan dalam rumah tangga mereka, sebagiannya lagi menyebabkan pikiran kotor dalam kepala mereka. Padahal wanita itu telah menutup tubuhnya dengan pakaian yang tertutup dan berkerudung pula. Tetapi memang bunga yang harum tetaplah bunga, berhelai-helai kain takkan mampu menyembunyikan wanginya.”

Mata putriku membulat, tanda mulai tertarik.

“Kecantikan itu membuat beberapa pria yang kotor hatinya ingin menodai wanita itu. Tetapi untunglah dia tidak pernah sendirian. Ada seorang lelaki yang selalu menemaninya. Lelaki itu takkan pernah membiarkan seorang pun menyentuh atau mengganggunya.” 

Putriku seperti menahan napas, mulai terbawa suasana tegang.

“Siapakah lelaki itu, Ummi?”

Aku pura-pura menahan napas, mendramatisir. “Sst, kalau kukasih tahu sekarang, kan gak seru ceritanya. Yang jelas, pria itu adalah seorang nabi.”

Matanya terbelalak. “Nabi…?” desisnya.

“Lanjut ya. Kecantikannya itu seketika tersohor hingga ke seantero negeri, bahkan terdengar sampai ke telinga sang Firaun, penguasa Mesir.”

“Firaunnya Nabi Musa? Atau Nabi Yusuf?” potongnya antusias.

“Semua Raja Mesir bergelar Firaun, Sayang. Kisah ini terjadi jauh sebelum zaman kedua nabi tersebut. Meski berbeda zaman, tapi kelakuan Firaun ini kurang lebih sama, semuanya mendustakan Tuhan dan suka menganiaya rakyatnya. Yang menyebalkan lagi, Firaun ini genit sekali sama perempuan. Hobinya mengambil wanita yang disukainya menjadi istrinya, entah dia gadis atau sudah bersuami. Parahnya lagi, kalau wanita itu sudah bersuami, Firaun akan membunuh suaminya dan menjadikan anak-anaknya sebagai budak!”

Putriku bergidik ngeri. Kubuat mimik mukaku seserius mungkin.

“Kau tahu apa yang terjadi kemudian? Firaun memanggil pria yang selalu bersama wanita itu ke istana. Dia lalu bertanya,’Siapakah engkau? Apakah engkau suaminya?’ Pria itu menjawab,’Saya saudaranya.’ Maka selamatlah pria itu dari kekejaman Firaun. Tapi sayang, wanita itu harus menghadapi kekejian Firaun sendiri di dalam sebuah kamar….”

Kulirik tubuh putriku mulai gemetar. Kubelai lembut rambutnya.

“Jangan takut, Sayang. wanita itu begitu tawakal pada Tuhan. Jadi dia berdoa dengan khusyuk agar selamat. Setiap kali Firaun hendak menyentuhnya, kau tahu apa yang terjadi?”
Dia menggeleng.

“Tubuh Firaun membeku tanpa bisa digerakkan. Firaun sangat panik. Dia berteriak-teriak minta dibebaskan dan berjanji takkan menyentuh wanita itu. Tapi apa yang terjadi kemudian ketika tubuhnya tak lagi kaku?”

Putriku menggeleng lagi.

“Dia mengulangi lagi niat buruknya. Wanita itu lalu berdoa lagi, begitu terus sampai tiga kali. Hingga akhirnya Firaun menyerah dan mengusir wanita itu.”

Putriku menghela napas, lega.

“Setelah itu Firaun menghadiahkan kepada lelaki itu seorang budak yang sebenarnya dahulu bernasab mulia dan berkata, ’Bawalah Hajar bersamamu, sesungguhnya wanita yang kau jaga ini adalah jelmaan iblis!’ Tak seorang pun tahu, bahwa lelaki itu adalah suaminya!”

Anakku tercekat. “Hajar, Ummi? Berarti itu kisah Nabi Ibrahim, dong!”

“Iya, Sayang. Dan wanita shalihah itu bernama sama denganmu, Sarah. Semoga kelak kecantikanmu bisa terlindungi oleh keshalihanmu, Nak,” doaku.

Sumber

Jumlah kata : 500 kata.

Disarikan dari Kajian Masjid Shalahuddin Kalibata tentang Shirah Nabawiyyah oleh Ustadzah Nur Hamidah, Lc.

12 komentar:

  1. sampai saat ini, saya blm menemukan ide utk prompt ini mba hehe

    BalasHapus
  2. Nice mbak!
    tapi menurutku kata2 seperti : "semua pria membicarakannya dengan penuh hasrat" atau "Sebagiannya menyebabkan kekacauan dalam rumah tangga mereka" itu belum bisa disampaikan ke seorang anak kecil. Stlh saya baca gambarannya anak kecil ini masih polos banget hehehe...
    tapi bagus kok mbak! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trims yaaa, ini anak kecil mau remaja tanggung mbak, hehehe

      Hapus
  3. Setuju sama pendapatnya Mak Onixtin Sianturi, kisah ini disampaikan oleh Ummi kepada anaknya yang masih polos, jadi belum mengerti apa itu kekejaman seksual (sebut saja begitu, hehe...). Tapi ide cerita ini bagus karena menyinggung soal agama. Keren idenya, Bunda belum bisa tuh sampai ke ide yang begini. Salut.

    BalasHapus
  4. bagus bagus, aku masih susah nih mau ikutan prompt lagi hihi

    BalasHapus
  5. “Sst, kalau kukasih tahu sekarang, kan gak seru ceritanya | Cuma bagian ini yang bikin aku kurang sreg. Selebihnya.....keren! :)

    BalasHapus

Bila berkenan sila tinggalkan jejak ya ^_^