Selasa, 06 Oktober 2015

Prompt #91 - Berdua



Sumber


Angin malam terus saja mempermainkan helai demi helai rambutmu. Hampir membuatmu kehilangan konsentrasi. Tapi mulutmu tetap saja tak mau berhenti.


“Alam nasyroh laka shodrok…,” teriakmu lantang membuat hatiku makin mengembang. Satu hafalan surat baru jatah hari ini, sedikit lagi pasti bisa kau tuntaskan. 


Kau genggam tanganku erat, sesekali membantumu menjaga keseimbangan akibat jalan yang licin dan terjal. Perjalanan malam ini nampaknya takkan lebih mudah dari biasanya.


“Alladzii ang…ang…,” kau mulai putus asa.


“Qodho dzohrok,” sahutku segera.


Seketika kau nyengir, membuatku makin teringat ibumu. Benar kata orang, tak satu pun jejak fisikku menurun padamu. Buatku tak mengapa. Warisan fisik tak lebih penting daripada warisan ideologi. Setidaknya di umurmu sekarang ini, jumlah hafalanmu lebih banyak daripada jumlah hafalanku di usia yang sama. Dan itu sudah cukup membuatku luar biasa bangga.


“Warofa’naa laka dzikrok,” suaramu semakin lantang.


“Ammar, sebentar lagi sampai di rumah Bunda,” tukasku.


Wajahmu seketika murung. “Ammar mau sama Ayah saja…. Kan hafalannya belum selesai disetor semuanya, Yah.”


Aku berjongkok di hadapanmu. Kutatap lembut matamu lalu kubelai rambutmu yang halus.


“Anak shaleh, nanti kalau minggu depan giliran Ayah yang menemani Ammar, boleh setor lagi ya…,” hiburku masygul. Aku sendiri tak begitu yakin dengan apa yang kujanjikan.


Kau mengangguk lemah lalu buru-buru berlari ke halaman rumah ibumu, rumah yang dulunya kita tempati bersama. Entah bagaimana air mukamu sekarang. Aku tak berani membayangkannya sebab aku sendiri sibuk menata hatiku yang terguncang tiap kali perpisahan ini tiba.


Entah apakah pekan depan giliranku akan tiba. Sepertinya hasil pengadilan agama akan segera keluar dan aku tak yakin apakah ibumu tetap membolehkan kita rutin bertemu seperti biasanya. 


Maafkan ayahmu ini yang belum bisa mengerti kenapa semua musibah ini terjadi. Maafkan ayahmu ini yang tak pernah bisa berhenti mencintaimu, Anakku. 


Lirih kuteruskan hafalanmu, “Fainnama’al ushri yusro…. Innama’al ushri yusro….*”


Rintik hujan turun mengiringi. Air mataku menitik semakin deras.


Jumlah kata : 300 kata.
*Quran Surat Al-Insyirah ayat 5-6 :"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."

2 komentar:

  1. Nggak ngetwist tp nyentuh. Jd inget temen mff

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trims Jiah sudah mampir :)
      Ah, sepertinya saya sudah lelah mengejar twist yang tak kunjung tiba, hehe....

      Hapus

Bila berkenan sila tinggalkan jejak ya ^_^