Mbak Laras bolak-balik mengintip dari jendela.
“Jadi gak Ras?” Bapak sudah capek mondar-mandir rupanya.
“Jadi Pak.”
Tapi matanya yang berkaca-kaca seperti meragu.
Aku berbisik pada Ibu, “Ibu yakin Bapak akan menerima
lamaran Mas Bimo?”
“Sssh!” Ibu mencubit pahaku.
Sial!
“Assalamualaikum!”
Ah, rupanya yang ditunggu sudah tiba. Senyum Mbak Laras mengembang,
tak kalah dengan Ibu.
“Maaf Pak, saya datang terlambat. Saya sempatkan mampir dulu
ke Kaliurang. Saya dengar kalau Bapak suka sekali jadah tempe Mbah Carik. Kata
Laras itu tempat Bapak pertama kali jatuh cinta ya.”
Seketika Bapak tertegun, teringat mendiang istrinya, Ibu
dari Mbak Laras.
Diam-diam ibuku menyeka sudut matanya.
Jumlah kata : 100 kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila berkenan sila tinggalkan jejak ya ^_^