Jumat (10/7/2020) lalu, alhamdulillah saya mendapat kesempatan menjadi pengisi sesi berbagi pengalaman menjadi penyuluh, yang menjadi salah satu agenda pelatihan penyuluhan di Pusdiklat Pajak. Ini adalah pengalaman kedua saya berbicara dalam forum daring. Dari pengalaman tersebut, saya coba buat rangkuman tips menjadi pembicara daring.
Tulisan ini bukan bermaksud menggurui, sebab saya yakin lebih banyak penyuluh yang lebih ahli. Artikel ini sebagai catatan kegiatan saya sekaligus membantu teman-teman yang baru akan berbicara daring, demi mengoptimalkan penyampaian materi tentunya.
Langsung saja ya, tipsnya:
1. Persiapkan materi dengan matang jauh-jauh hari sebelum acara. Berbicara daring membuat penonton lebih fokus ke materi karena minimnya interaksi fisik. Berikan video yang relevan dengan materi, serta berikan contoh-contoh detil untuk memberikan gambaran yang lebih nyata.
Kemarin saya menyajikan 4 video, salah satunya berisi penampilan Mohammed Qahtani (salah satu best speaker Toastmaster International) berjudul “The Power of Words” yang sangat inspiratif dan punya relevansi tinggi dengan tema.
2. Berbicara daring rentan membuat audiens bosan, apalagi mereka punya kesempatan untuk melakukan pekerjaan lain di waktu bersamaan, tak mudah menarik perhatian mereka. Maka, pilih beberapa pokok pikiran utama saja, namun berikan hal-hal baru yang sekiranya belum pernah diberikan pembicara lain.
Kemarin saya membuat hanya 4 tema besar, 2 hardskill dan 2 softskill. Hardskill-nya tentang resep bahan baku komunikasi (materi asli dari Dean Brenner) dan strategi AIDA dalam dunia marketing kaitannya dengan penyuluhan. Softskill-nya tentang konsep Ikigai dan dimensi kehidupan manusia yang dikaitkan dengan motivasi sebagai seorang penyuluh.
3. Usahakan untuk mengetahui latar belakang audiens.
Sebelum kegiatan saya sudah berkoordinasi dengan panitia untuk membuat kuesioner. Saya jadi tahu bagaimana latar belakang peserta pelatihan. Apakah sudah pernah menyuluh atau mempunyai ketertarikan sebagai penyuluh? Walhasil, saya lebih mudah menjalin keakraban dengan mereka dan tidak salah informasi.
Sebelum kegiatan saya sudah berkoordinasi dengan panitia untuk membuat kuesioner. Saya jadi tahu bagaimana latar belakang peserta pelatihan. Apakah sudah pernah menyuluh atau mempunyai ketertarikan sebagai penyuluh? Walhasil, saya lebih mudah menjalin keakraban dengan mereka dan tidak salah informasi.
4. Terkait teknis jaringan, siapkan pulsa yang cukup. Pastikan koneksi internet stabil. Sedapat mungkin menggunakan lebih dari satu perangkat.
Kemarin saya menggunakan laptop untuk video saja, satu tab untuk suara saja, dan satu HP untuk modem. Di tengah acara kemarin, salah satu perangkat saya tiba-tiba putus koneksi. Alhamdulillah karena pakai lebih dari satu perangkat jadi aman, saya tetap bisa melanjutkan materi.
5. Bila ingin menggunakan latar belakang video, pilihlah yang berwarna terang dengan corak yang minim agar tidak memecah konsentrasi penonton.
Kemarin saya salah pilih gambar background, terlalu gelap sehingga tampilan visualnya jadi kurang cerah. Pastikan juga pencahayaan dari arah depan cukup, kemarin saya sudah menambahkan lampu di depan wajah, namun sepertinya memang perlu lampu khusus.
6. Untuk muslimah berhijab disarankan menggunakan hijab warna cerah, jangan terlalu mencolok mata, kalau bisa polos. Perhatikan pula keserasian warna hijab dengan latar belakang video, jangan menggunakan motif terlalu ramai karena akan mendistraksi fokus penonton. Pastikan terlihat rapi secara visual dan usahakan selalu tersenyum dengan mimik wajah yang ramah.
7. Perhatikan intonasi dan kejelasan artikulasi. Berbicara daring membuat audiens fokus pada suara, maka pastikan pelafalan kata per kata jelas dan tidak terlalu cepat. Ada teknik menggunakan suara perut (suara yang bersumber dari bagian bawah diafragma) agar stabil dan terdengar lebih enak didengar.
8. Tetap berinteraksi dengan peserta dan juga panitia. Karena kemarin bentuknya pelatihan, saya berinisiatif menunjuk peserta secara acak untuk menjawab pertanyaan dan membagikan pengalaman mereka. Walhasil, saya malah dapat banyak ilmu. So impressive!
9. Jaga semangat dan antusiasme. Berbicara daring perlu teknik khusus agar audiens merasakan antusiasme yang sama dengan pembicara. Kita harus mengumpulkan energi lebih untuk itu.
10. Berdoa sebelum acara, minta doa dari orang-orang terdekat kita, dan meminta kepada Tuhan YME agar memudahkan kita dalam menyentuh hati audiens. Dialah yang Maha Menggenggam dan Membolak-balik hati manusia, kita tinggal minta saja agar materi yang disajikan mudah terserap. Selama kita tulus dan berniat baik, insya Allah hal ini juga akan dirasakan oleh audiens.
Terakhir, saya mau kutip
kata-kata mutiara hari ini:
Selamat berbicara secara daring, ya. Berikutnya kita pelajari materi Takaran Komunikasi Menurut Dean Brenner atau materi softskill bagi penyuluh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila berkenan sila tinggalkan jejak ya ^_^