Selasa, 30 Januari 2018

Tuhan Ampuni Aku

Tuhan ampuni aku
Telah durhaka padaMu
Sebab berani memikirkan
seribu satu cara untuk
mati

Ah, maafkan aku
Bilangannya pun tak sampai segitu

Pertama-tama kucoba meminum
racun pembasmi hama
Tapi tak tahan baunya
Lalu kuingat bangkai si Meong punya tetangga
Yang mati kaku setelah 

memakan umpan yang salah
Sungguh horor dan tak elegan
Mati dengan pose demikian

Lalu kucoba pernah sekali
Mencekik leher sendiri
Namun tak sampai hati
Lalu kucari seutas tali

terbuat dari rafia
berikutnya dari sabut kelapa
dan lain-lainnya
Berkali-kali tak berjaya
Sebab kursi sebagai tumpuan kaki
Tak sukses utuh jatuh ke bumi
Leherku terkilir sakit sekali

Kucoba pula menandai
di pergelangan sebelah kiri
Garis-garis di sekitar nadi
Siap diiris dengan belati
Tapi sungguh kutak bernyali
Melihat jarum peniti saja kutak berani

Kucoba loncat dari lantai dua
Tapi gagal juga
Malah tersangkut tali jemuran tetangga
Kucoba lewat atap gedung sebelah
Malah dikejar si penjaga
Dikira garong dan sebangsanya

Oh Tuhan ternyata
Begini rasanya
Dihukumi tanpa dihakimi sepantasnya
Babak belur tubuh jadinya

Terakhir kali kuangankan
Membayar pembunuh bayaran
Ya Tuhan aku lupa
Tak satu pun harta kupunya
Semua sudah kusumbangkan
Ke rumah jompo dan panti asuhan

"Bapak terima kasih ya...

atas sumbangannya.
Sekarang kami berbahagia!"

Tuhan
Ampuni aku
Kali ini panjangkanlah umurku
Agar senyum mereka makin merekah
Dan aku bisa menghadapMu
dengan sepantasnya

Edmalia Rohmani, 28 Januari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila berkenan sila tinggalkan jejak ya ^_^