Jumat, 19 Januari 2018

Balada Seorang Petinggi

Hari ini
Satu orang yang dulu pernah disumpah untuk amanah
Tumbang lagi
Jemarinya beku di balik jeruji

Lidah yang dulu menari gemulai
Kini merana lunglai
Tanpa sempat mengecap harap
atas hidangan mewah nan lezat
atau pagut mesra dari si jablay

Ah, wanita itu
Seharusnya aku tak pernah menjamahnya
Meski ia sungguh menggoda

Sesal memang selalu ketinggalan kereta

Kepalanya menyenggut dinding
Mencipta sejenak hening
Sejak kapan rasa malu mengering?

Semenjak basah oleh rasuah
Atau empuk kursi yang menjulang tinggi
Atau lekukan indah yang nikmat didaki

Salah sendiri istrimu sudah tak berbentuk lagi
Tapi dia paling setia
Panggil pengacara
Panggil juru bicara
Panggil pewarta berita

Semua akan beres, Mas
Semua bisa dibeli

Kemana fulus pemulus itu pupus
Kemana ingar bingar itu menguar
Sejawat kerabat pun ingkar

Ah, tak seharusnya kupenuhi ajakannya di hotel itu
Biasanya sudah cukup puas di jok belakang mobil
Atau di sudut kubikelku
Seharusnya aku tahu
Itu semua intrik palsu

Itu muslihat rival-rivalmu, Mas
Seharusnya kepalamu yang memutih itu 

lebih mampu menalar
Mana salah mana benar

Hari ini
Satu orang yang dulu pernah
Bersumpah untuk setia 

Tumbang lagi

Dari kabar berita ia dapati
Istrinya siap mencalonkan diri meneruskan legasi
Sambil menggandeng lengan sang rival berdasi

Edmalia Rohmani, 12 Januari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila berkenan sila tinggalkan jejak ya ^_^