Hari ini
Satu orang yang dulu pernah disumpah untuk amanah
Tumbang lagi
Jemarinya beku di balik jeruji
Lidah yang dulu menari gemulai
Kini merana lunglai
Tanpa sempat mengecap harap
atas hidangan mewah nan lezat
atau pagut mesra dari si jablay
Ah, wanita itu
Seharusnya aku tak pernah menjamahnya
Meski ia sungguh menggoda
Sesal memang selalu ketinggalan kereta
Kepalanya menyenggut dinding
Mencipta sejenak hening
Sejak kapan rasa malu mengering?
Semenjak basah oleh rasuah
Atau empuk kursi yang menjulang tinggi
Atau lekukan indah yang nikmat didaki
Salah sendiri istrimu sudah tak berbentuk lagi
Tapi dia paling setia
Panggil pengacara
Panggil juru bicara
Panggil pewarta berita
Semua akan beres, Mas
Semua bisa dibeli
Kemana fulus pemulus itu pupus
Kemana ingar bingar itu menguar
Sejawat kerabat pun ingkar
Ah, tak seharusnya kupenuhi ajakannya di hotel itu
Biasanya sudah cukup puas di jok belakang mobil
Atau di sudut kubikelku
Seharusnya aku tahu
Itu semua intrik palsu
Itu muslihat rival-rivalmu, Mas
Seharusnya kepalamu yang memutih itu
lebih mampu menalar
Mana salah mana benar
Hari ini
Satu orang yang dulu pernah
Bersumpah untuk setia
Tumbang lagi
Dari kabar berita ia dapati
Istrinya siap mencalonkan diri meneruskan legasi
Sambil menggandeng lengan sang rival berdasi
Edmalia Rohmani, 12 Januari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila berkenan sila tinggalkan jejak ya ^_^