“Pulang sekolah nanti langsung ke rumah ya,
jangan ke mana-mana. Akhir-akhir ini sering kejadian anak hilang,” samar
kudengar suara ibu Putri dari luar pintu.
Sesaat kemudian Putri keluar dengan wajah kuyu.
Sepanjang jalan dia hanya membisu. Aku tak berani mengganggunya.
Saat jam istirahat tiba, semua anak-anak di
kelas heboh membicarakan hilangnya murid kelas sebelah.
“Tahu gak, sampai sekarang Maya belum ketemu
juga. Padahal jarak rumahnya dari sekolah kan gak begitu jauh. Kok bisa, ya?”
kata Ari, heran.
“Katanya sih, terakhir kali ada yang lihat dia
beli es loli stroberi di abang-abang yang suka mangkal di depan sekolah kita,” ujar
Mira.
“Kata ibuku, aku gak boleh beli es loli di abang-abang
itu, soalnya orangnya aneh,” celetuk Budi.
Tiba-tiba Putri menyahut, “Iya, betul! Kata
ibuku juga, abang-abang itu misterius banget. Ada yang bilang semenjak dia
jualan di sini, mulai banyak kejadian anak hilang.”
Semua anak yang berkumpul di ruangan itu seketika
menjadi riuh. Sebagian mempercayai cerita Putri, sebagiannya lagi sangsi. Aku
hanya diam di sudut kelas, merasa tak setuju dengan cerita itu.
Saat di perjalanan pulang, Putri terlihat cemas.
Berkali-kali dia melihat ke belakang. Dia menengadah ke langit, merasa menyesal
pulang terlambat karena terlalu asyik bermain sepulang sekolah.
Dipercepatnya langkah saat melewati sebuah
kebun kosong di tikungan jalan. Daerah ini terkenal angker. Kupercepat pula
langkahku.
Tiba-tiba terdengar dering bel sepeda.
“Kring…kring!”
Kami tersentak kaget. Sesosok pria berdiri mengahadang, membuat Putri gemetar.
“Pe-penjual es loli!” desisnya. Keringat
bercucuran di dahinya. Ketakutan terbayang jelas di matanya.
“To-tolooong! Jangan culik akuuu!” jeritnya
sambil tunggang langgang, meninggalkanku.
Aku hanya terpaku di tempatku, menatap sosok
yang menatap tajam ke arahku.
Tiba-tiba dia menggeram, membuatku tersentak.
Dia…bisa melihatku?
“Jangan ikuti anak itu lagi! Kita punya alam
yang berbeda! Kembalikan anak-anak yang sudah kau culik!” hardiknya.
Aku terkekeh. Berani juga orang ini.
Mulutnya tiba-tiba komat-kamit.
Sial! Kakiku mulai berasap!
Jumlah : 300 kata.
Ikutan Prompt #74 MFF di sini yuk!